Sebagai seorang Manajer tentu berkeinginan mempunyai bawahan yang kompeten. Tentunya kompetensi karyawan yang sesuai dengan kebutuhan organisasi akan meningkatkkan produktivitas organisasi.
Pemikiran ini sejalan dengan yang disampaikan dalam buku Creating an Effective Task Management System. Review bukunya akan bisa dibaca di sini.
Salah satu upaya untuk menjadikannya kompeten adalah program pengembangan karyawan. Ada beberapa cara pengembangan karyawan. Blog ini akan memilih 5 diantaranya.
Mari kita simak satu persatu.
#1 Benchmark
Ada kalanya manajer memberikan tugas kepada bawahan untuk pergi ke dunia luar melakukan sebuah benchmarking. Benchmark bisa dilakukan pada bisnis yang sama atau bisnis beda dalam industri yang sama.
Tujuan seorang karyawan ikut benchmarking adalah mendapatkan sebuah best practice yang bisa diterapkan di tempat kerja.
Bila seorang bawahan sepanjang karirnya hanya berkutat di bidangnya saja, dia akan merasa yang paling ahli di bidangngya dalam organisasi tersebut.
Apabila dibiarkan hal ini merupakan hal berbahaya, karena di luar sana mungkin saja ada yang sudah berlari kencang dengan apa yang dia lakukan saat ini pada bisnis yang sama.
Benchmark dilakukan pada organisasi yang sudah menerapkan best practice dan terlihat unggul. Bawahan yang diberangkatkan untuk melakukan bemchmark pun harus yang mempunyai antusiasme tinggi sehingga setelah kembali bisa diskusi dengan atasannya dan mengambil poin-poin yang bisa diterapkan.
Manfaat yang akan didapat oleh bawahan tersebut adalah kemampuan menerima hal baru, melakukan penyesuaian untuk kemudian diterapkannya dalam organisasi. Tentu hal ini memberikan manfaat yang luar biasa bagi organisasi.
#2 Uji Kompetensi
Kadang kala, ada potensi bawahan yang tidak bisa dilihat langsung oleh seorang manajer. Seorang bawahan yang kesulitan dalam komunikasi terlihat kurang menonjol di mata manajer, namun di baliknya terdapat kemampuan penyelesaian tugas yang luar biasa.
Oleh karena itu organisasi membutuhkan alat yang dapat melihat kemampuan tersembunyi tersebut yaitu Uji Kompetensi.
Bila tidak ada alat tersebut bisa dipastikan manajer akan menilai bawahan tersebut secara subjektif. Uji Kompetensi yang dilakukan tentu harus mampu memetakan potensi yang dimiliki oleh bawahan. Metode yang digunakan dalam pengujian ini tentu sudah terbukti akan memberikan penilaian yang obyektif.
Hasil dari uji ini akan memberikan gambaran kepada manajer, bawahan mana saja yang perlu mendapatkan bimbingan dalam penyelesaian tugas dan yang siap dipromosikan pada jabatan yang lebih tinggi.
#3 New Challenges
Berilah kesempatan kepada bawahan untuk mengambil berbagai tantangan baru. Tantangan tersebut diantaranya adalah bergabung menjadi anggota tim, magang di posisi baru, atau mengikuti sebuah pelatihan.
Sangat disayangkan apabila seorang bawahan yang hanya berkutat di kesibukan bidang tugasnya sendiri. Ketika ditunjuk menjadi bagian anggota tim, malah memberikan seribu alasan untuk menolak.
Bila seorang manajer mendapatkan informasi adanya kebutuhan sebuah tim untuk menjalankan sebuah proyek baru, maka dia akan langsung segera memilih bawahannya yang cocok dengan kriteria yang diminta. Dalam hal ini manajer harus lebih proaktif dibandingkan bawahannya untuk mendorong mendapatkan sesuatu yang baru. Sehingga bawahan akan merasa ada dukungan dari atasannya.
Tentunya, bawahan yang selalu mengambil tantangan baru pasti akan berkembang dan lebih menonjol diantara yang lain. Sehingga ketika manajemen membutuhkan sesorang untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi, tentu orang yang suka dengan tantangan akan mendapatkan tempat prioritas.
#4 Pendidikan
Berikan kesempatan bagi bawahan untuk mendapatkan pendidikan. Harapan utamanya adalah setelah karyawan tersebut kembali ke tempat bekerjanya, akan memberikan kontribusi positif.
Sebagai contoh, dalam kurun waktu ke depan perusahaan membutuhkan karyawan yang mempunyai kemampuan dalam pemasaran global. Hasil pemetaan karyawan menunjukan bahwa belum ada yang memenuhi kompetensi tersebut. Maka manajemen memutuskan untuk memberangkatkan karyawan untuk mendapatkan pendidikan terkait kebutuhan pemasaran global.
Dunia bisnis ditentukan oleh faktor ekternal dan internal. Khususnya bagi karyawan yang berada di level korporat, karyawan yang memiliki wawasan luas sangat dibutuhkan.
Melalui pendidikan tersebut, bawahan akan mampu meningkatkan kompetensinya. Tentunya agar hasilnya maksimal, manajer perlu memberikan kesempatan yang luas agar bawahan yang sudah menempuh pendidikan tinggi bisa menunjukan performa terbaiknya.
#5 Rotasi Kerja
Ada hal yang menarik, ketika bawahan harus menjalani rotasi kerja. Ada yang menolak karena sudah nyaman dengan posisi saat ini dan ada yang membutuhkan karena tertantang dengan pengalaman baru.
Bila memang sudah urgen dan adanya kebutuhan organisasi, rotasi harus segera dilakukan. Manajer telah mempunyai catatan karyawan mana saja yang mempunyai potensi berkembang di tempat baru. Bila yang bersangkutan tidak dirotasi, maka akan menjadi kerugian bukan hanya bagi orang tersebut namun juga bagi organisasi tempat di bekerja.
Bahkan ada kalanya manajer sendiri yang keberatan saat bawahannya harus berpindah tempat, karena dia tidak ingin kehilangan orang terbaiknya. Hal ini aebaiknya tidak dibiarkan.
Rotasi kerja yang dilakukan berdasarkan pemetaan dan perencanaan tepat tentu akan memberikan hasil yang maksimal. Bisa saja terjadi ketika seorang bawahan hanya menjadi bayang-bayang atasannya, namun setelah yang bersangkutan di rotasi dia sanggup menunjukan potensi diri sebenarnya.
Demikian 5 Tips Mengembangkan Bawahan : lakukan benchmarking, laksanakan uji kompetensi, berikan tantangan baru, kesempatan untuk mendapatkan pendidikan dan lakukan rotasi kerja.
Semoga bermanfaat.
#5 jg bisa buat menghindari fraud tuh, mantap deh